Burung-Burung yang ber-“urbanisasi”

Tahukah kalian bahwa bukan hanya penduduk yang tidak memiliki surat tanah yang rumahnya tergusur? burung-burung pun telah terusir dari habitatnya, hutan yang lebat dan indah. Akibat illegal logging dan pembakaran hutan secara sembrono, telah membuat sebagian jenis burung-burung telah kehilangan tempat tinggalnya. Burung-burung gereja misalnya. Mereka yang biasa hidup berkelompok ini terpaksa memilih hidup diantara gelombang kepadatan penduduk kota. Di depan Yuki Simpang Raya, di barisan pohon pinang hias yang tumbuh mengitari halaman Yuki, telah menjadi tempat tinggal burung-burung kecil pemakan beras ini. Ketika senja menjelang, burung-burung ini telah berpindah tempat untuk berkicau riuh di puncak-puncak pohon pelindung kota itu. Ramai sekali celoteh mereka, lucu dan senang mendengarnya. Banyak orang yang lalu lalang memandang heran dan takjub atas pemandangan itu. Sebagian mungkin merasa takut juga, karena kalau lagi “beruntung” bisa mendapatkan tembakan “hadiah” dari burung-burung tersebu. Itu masih burung-burung kecil yang tak berbahaya. Coba bayangkan, bila harimau sumatera atau gajah yang beramai-ramai ikut “urban” ke kota. Apakah kita masih bisa merasa lucu dan takjub? (Deen)

Tinggalkan komentar